Kamis, 06 November 2014

Bismillah, khitbah ekspress. Nostalgia satu tahun yang lalu

Bismillah

Menuju Balikpapan

Dimulai hari rabu pagi, 5 Nopember 2014. Pukul 05.00 WITA saya berangkat dari kos kupang dengan motor teman, karena motor saya kondisi masih baru jadi agak was was ketika nanti saya parkir inap di bandara El Tari kupang, maka saya pinjam motornya teman yang sudah lama, sementara motor saya dipake teman.

Sampai di bandara El Tari kupang kurang lebih pukul 05.30 WITA,  saya langsung cek in dan menuju waiting room. Tidak selang lama saya langsung boarding karena jam sudah mendekati jadwal take off, pukul 06.10 WITA. Waktu itu saya menggunakan pesawat lion air yang saya rasa cukup murah tiketnya. Sebelum berangkat saya sampaikan ijin lewat SMS ke Pak Moris, pengawas PPP saya di kantor. Bismillah, perjalanan perdana menuju Balikpapan, kota yang belum pernah saya singgahi, kota yang kelak akan menjadi kota ke dua saya setelah Pacitan.

Pesawat landing di Surabaya untuk transit, kurang lebih pukul 07.15 WIB. Perjalanan Kupang Surabaya ditempuh selama 2 jam. Cukup lama untuk ukuran perjalanan udara domestik. Sambil menunggu pesawat lanjutan, saya kirim sms kabar ke bapak mertua kalau saya sudah sampai Surabaya. Hal yang baru dalam hidup ini, memberikan kabar kepada seseorang calon bapak mertua yang kelak akan menjadi kakek dari anak saya. Setelah itu saya berada di waiting room menunggu pukul 09.30 untuk melanjutkan perjalanan ke Balikpapan. Dan akhirnya jamnya tiba, saya boarding ke dalam pesawat dan melanjutkan penerbangan ke Balikpapan.

1 setengah jam berlalu, sekitar pukul 11.15 WITA saya tiba di kota yang asing bagi saya, di sebuah pulau yang besar yang belum pernah saya datangi sebelumnya. Tengok kanan tengok kiri, 'ooh, ini toh yang namanya balikpapan, bakal jadi penduduk sini nih' :D

Di depan pintu keluar bandara, bapak mertua sudah menunggu. Sedari Surabaya saya dikasih kabar kalau bapak pakai topi merah. Maklum, karena saya sendiri belum pernah bertemu bapak mertua sebelumnya. :D
Dan ternyata tidak lama, saya langsung menemukan bapak, saya berjabat tangan dan memperkenalkan diri, 'Syukron, Pak :D' Sambil basa basi saya mebanyakan kabar dan kondisi kota balikpapan, biar akrab. Hehe

Perjalanan dilanjutkan ke (calon) rumah bapak, waktu itu saya dibonceng bapak naik sepeda motor. Keluar dari bandara bapak menyetir motor dengan pelan pelan, sambil mengenalkan Balikpapan. Subhanallah, sambutan hangat dari keluarga yang hangat :D

Dan tibalah saya di rumah bapak, saya amati, saya perhatikan, saya teliti, subhanallah, rumah yang megah untuk ukuran saya yang dari desa ini. Walhamdulillah, segala puji hanya milik Allah. Saya masuk dan disambut oleh ibu mertu. Saya memperkenalkan diri sebentar kepada ibu, dan sambutan dari ibu juga hangat, menerima saya dengan senyum dan dengan sambutan yang ramah. Walhamdulillah.

Selanjutnya saya sholat dhuhur di masjid bersama bapak, saya lanjutkan jama sholat ashar.

Setelah selesai sholat, saya diajak makan siang oleh bapak dan ibu. Alhamdulillah, memang sudah disiapkan masakannya, sedari malam calon bidadari saya memasak, mempersiapkan hidangan untuk calon pangerannya. :D

Dan bertepatan waktu itu calon bidadari saya masih berada di kantor, jadi hanya bapak dan ibu yang menemani saya ngobrol dan lebih memperkenalkan diri kepada keluarga. Alhamdulillah, obrolan bisa berlanjut kemana mana. Keluarga yang hangat dan terbuka. :D

Dan selanjutnya bersambung dulu, sudah jam 22.00 WITA, kiyup kiyup di mata :D

Walhamdulillah

Selasa, 24 September 2013

Judulnya 'kepikiran' (lagi)

Bismillah

Kalau tidak salah pada akhir tahun 2007, ketika itu masih menjadi wali kelas 1 B MTs Baitussalam Semarang, lupa bulan dan tanggalnya. Waktu itu bersama para ustadz lainnya mengantar santri-santri jalan malam menuju Goa Kreo, goa dengan banyak kera di sekitarnya. Acara yang memang menjadi agenda rutin pesantren di setiap akhir semester,

Berangkat dari asrama setelah isya, dimulai dari lapangan asrama. Perjalanan kurang lebih menempuh jarak 15 kilometer. Dari jam 7 malam sampai kurang lebih pukul jam setengah 3 baru nyampai di masjid dekat goa. Jadi kurang lebih 7 setengah jam perjalanan, lebih lama dari perkiriraan dikarenakan memang kondisi juga gerimis dan keadaan fisik santri yang saat itu memang masih kecil.

Nah, selama perjalanan inilah ada salah satu ustadz yang baru saja melangsungkan akad nikah yang selalu menyanyikan lagunya In-Team judulnya Kasih kekasih. Beliau selalu menyayikannya ketika dalam perjalanan, terutama lirik:

Kau Tahu Ku Merinduimu
Ku Tahu Kau Menyintaiku... Oh... Kasih
Bersabarlah Sayang
Saat Indah Kan Menjelma Jua
Kita Akan Disatukan
Dengan Ikatan Pernikahan... Oh... Kasih 

maka sejak saat itulah saya juga akhirnya sering melagukannya, Kau Tahu Ku Merinduimu
Ku Tahu Kau Menyintaiku... Oh... Kasih ...

Dan ternyata memang benar, perkataan yang sering diucapkan akan mempengaruhi sugesti dan kondisi hati. Setelah sering melagukan nasyid tersebut akhirnya saya juga mulai mikir, alangkah indahnya masa masa itu, masa masa ketika 2 pasang anak manusia disatukan dengan ikatan pernikahan. Masa masa ketika 2 insan saling mencintai dan merindui. Kapankah saya akan mewujudkannya? :D :D :D

Entahlah..

Saya kutipkan lirik nasyid tersebut secara lengkap..

Tak Perlu Aku Ragui
Sucinya Cinta Yang Kau Beri
Kita Saling Kasih Mengasihi
Dengan Setulus Hati

Ayah Ibu Merestui
Menyarung Cincin Di Jari
Dengan Rahmat Dari Ilahi
Cinta Kita Pun Bersemi

Sebelum Diijabkabulkan
Syariat Tetap Membataskan
Pelajari Ilmu Rumahtangga
Agar Kita Lebih Bersedia
Menuju Hari Yang Bahgia

Kau Tahu Ku Merinduimu
Ku Tahu Kau Menyintaiku... Oh... Kasih
Bersabarlah Sayang
Saat Indah Kan Menjelma Jua
Kita Akan Disatukan
Dengan Ikatan Pernikahan... Oh... Kasih

Di Sana Kita Bina
Tugu Cinta Mahligai Bahgia
Semoga Cinta Kita
Di Dalam Redha Ilahi
Berdoalah Selalu
Moga Jodoh Berpanjangan

Sebelum Diijabkabulkan
Syariat Tetap Membataskan
Pelajari Ilmu Rumahtangga
Agar Kita Lebih Bersedia
Menuju Hari Yang Bahgia

Kau Tahu Ku Merinduimu
Ku Tahu Kau Menyintaiku... Oh... Kasih
Bersabarlah Sayang
Saat Indah Kan Menjelma Jua
Kita Akan Disatukan
Dengan Ikatan Pernikahan... Oh... Kasih

Di Sana Kita Bina
Tugu Cinta Mahligai Bahgia
Semoga Cinta Kita
Di Dalam Redha Ilahi
Berdoalah Selalu
Moga Jodoh Berpanjangan

Kau Tahu Ku Merinduimu
Ku Tahu Kau Menyintaiku... Oh... Kasih
Bersabarlah Sayang
Saat Indah Kan Menjelma Jua
Kita Akan Disatukan
Dengan Ikatan Pernikahan... Oh... Kasih

Jadi semenjak tahun 2007, sampai sekarang 2013, belum juga bisa mewujudkan saat saat indah tersebut, bahkan saat inipun orang yang mau diajak untuk penyatuan ikatan belum kunjung ketemu juga. Sudah 6 tahun semenjak pertama kali kepikiran masalah ini. Jadi selama 6 tahun ini ngapain ajaaa... :D :D :D

Ya, semoga dengan telah siapnya jasmani dan rohani ini, dan juga diiringi ikhtiar dan doa, akan segera ketemu seorang bidadari dunia yang dengan kehadirannya akan menentramkan gejolak hati ini dan dapat menundukkan mata ini. Seorang bidadari dunia yang akan menemani perjalanan panjang di kampung dunia dan kampung akhirat kelak. seorang bidadari dunia yang akan menjadi ibu bagi para mujahid masa depan. Wallahu musta'an.

"Ya Rabb, karuniakanlah untukku istri yang sholihah lagi rupawan, yang akan menjadi sahabatku di dalam agama, dunia dan akhirat kelak"

Amiiin

Minggu, 18 Agustus 2013

Ikhtiarku

Bismillah, setelah sekian lama memendamnya, akhirnya malam ini bisa untuk memulai sedikit menyikapnya.

Senin, 22 Juli 2013

Belum ada judul

Senin, 22 Juli 2013
Pertamina Learning Center

Alhamdulillah akhirnya bisa kembali berada di tempat ini, setelah kurang lebih 5 bulan meninggalkannya, di awali 1 minggu di Cirebon, 1 bulan di AKAMIGAS Cepu, selanjutnya 1 minggu di Kantor REGION V Pertamina Surabaya dan akhirnya terlempar ke ujung tenggara Indonesia yaitu Kota Kupang.

Katakanlah:'Berjalanlah di muka bumi dan perhatikanlah, bagaimana Allah memulai ciptaan, kemudian Ia mengulangi penciptaan itu sekali lagi. Sesungguhnya Tuhan Berkuasa atas segala sesuatu." (QS. 29:19-20)

Di saat itu pula lah banyak pengalaman baru dalam hidup yang menambah perbendahaaraan pengalaman yang ada selama ini. Berjumpa dengan kawan baru, berada di lingkungan kerja, hidup merantau jauh dari orang tua, dan yang paling berharga saya rasa adalah berada di lingkungan masyarakat dengan mayoritas nashroni.

Dalam hal ini terlihat bagaimanakah kehidupan yang begitu bebas, masyarakat yang memilih gaya hidup permisivsm, kebebasan dalam pergaulan hidup. Dari yang kelas ringan hingga yang kelasa berat. Bagaimanakah ayat-ayat qouliyahnya diingkari oleh mereka yang setiap hari berteduh di bawah langitNya, berjalan di atas bumiNya, dan makan makanan dari karuniaNya. Fabi ayyi aalaa'irobbikumaa tukaddzibaan.

Dengan suasana yang seperti ini akhirnya menimbulkan renungan dalam diri ini, bagaimanakh kedepannya mereka? siapakah yang akan memgarahkan mereka? Dan apakah kontribusi saya bagi kebaikan mereka? Hingga saat ini saya masih berusaha menjawab pertanyaan itu.

Tapi saya masih sangat bersyukur, walaupun mayoritas masyarakat memiliki gaya hidup seperti itu, selama 3 bulan di kupang bisa tinggal di kosan dengan lingkungan yang rata-rata penduduknya adalah pendatang dari jawa. 500 meter dari kos kosan terdapat masjid yang tidak begitu lebar tetapi memiliki kegiatan yang cukup ramai. Di samping masjid terdapat Sekolah Dasar Islam yang ketika dhuhur para siswanya diwajibkan untuk sholat berjamaah. Tempak di wajah mereka senyum senyum wajah asli kupang yang begitu menyejukkan dan terkadang menjadikan saya iri karena semangat belajar mereka, bagaimanakah semangat belajar saya saat ini?

Juga terdapat masjid besar yang berada di Kota Kupang. Saya rasa ini adalah aset yang sangat berharga, pusat kajian Islam yang perlu dikembangkan dan dibesarkan. Terdapat Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah di sini. Begitu juga terdapat sebuah asrama sekaligus pesantren di sampingnya. Dan awal puasa kemarin, masjid ini telah hampir selesai direnovasai, menjadi masjid yang luar biasa indah. Ada keinginan agar suatu saat nanti bisa memanfaatkan dan mengamalkan ilmu dari pesantren dulu di sini. Allohumma sahhil. Dan semoga menjadi mata air di tengah gersangnya Kota Kupang.